Mengobati Terlambat Bulan?

Written by Delta Rahwanda

Postingan ini bukan berisi tentang tip atau cara mengobati terlambat bulan alias haid tapi melainkan sebuah pengalam unik yang saya alami ketika saya masih di Jogjakarta. Siang tadi tanpa sengaja saya membaca Koran di bagian iklan baris. Tepat dipojok iklan terdapat iklan yang berbunyi ANDA TERLAMBAT BULAN? KAMI SOLUSINYA! Begitulah bunyi iklan tersebut. Lalu apa hubungannya dengan cerita saya? Berikut ini kejadian yang saya alami:
Ketis saya masih di Jogja (Kuliah, red), saya memiliki sorang teman anggap saja namanya kerinci (cowok). Rinjani ini memiliki adik kandung cewek yang bernama Rinjani (nama samaran). Suatu hari Kerinci bertanya kepada saya melaui telepon tentang lokasi obat alternative yang saya tahu. Kerinci menceritakan bahwa adiknya (Rinjani) memiliki masalah ketika dating bulan/ haids. Kadangkala sangat sakit, tanggal tidak menentu dll (waktu itu banyak diceritakan cumin sayangnya saya tidak ingta lagi). Lalu saya tetingat sebuah papan yang terpasang di pohon dekat lokasi kost-kostsan saya bunyinya juga tidak berbeda jauh, kira-kira SOLUSI UNTUK TERLAMBAT BULAN kemudian terdapat no telepon yang bias dihubungi. Sore harinya kami langsung ke lokasi pengobatan karena siang harinya Kerinci telah menepon dan menanyakan alamat tempat pengobatan tersebut. Jam 3 sore kami pergi.
Diluar dugaan kami, ternyata hanya sebuah rumah yang sangat kecil dan tidak tampak seperti tempat pengobatan. Kemudian seseoran keluar dari dalam rumah dan menyapa kami. “Silahkan masuk” katanya ramah. Untuk bberapa saat kami berbincang-bincang dan akhirnya bapak tadi menanyakan sesuatu yang kami tidak mengerti. “Sudah pernah periksa dimana” kemudian kerinci menjawab “Sudah dan hanya minum obat warung” kemudian bapak tadi bertanya lagi “POSITIF” kami saling bertatapan lantaran bingung denga pertanyaan tersebut. “Ko positif” ujarku dalam hati. Karena kami hanya diam tak menjawab kemudian bapak tadi bertanya lagi, ‘Sudah berapa bulan?” kami semakin bingung saja dengan pertanyaan tersebut. Lalu Rinjani menceritakan masalah yang dia alami kepada bapak tersebut. Diujung pembicaraan si bapak mengatakan “Wah kalo itu mah minum obat warung aja atau ke dokter, nanti juga sembuh ko dek! Di sini bikan untuk masalah biasa seperti itu!” kami tambah bingung lagi.
Akhirnya kami pulang dan mampir di warung bakso. Sambil makan bakso kami berkesimpulan bahwa tempat tersebut adalah tempat ABORSI. Weleh-weleh…Coba deh analisa lagi kalimat-kalimat si bapak, aneh kan?
What do you think? Any comment?

Ditulis tanggal 21 Januari 2009

Comments