MUSUH BESAR YANG AWALNYA “BERSAHABAT”

Ditulis oleh: Delta Rahwanda
Staff Pengajar di UPT Balai Bahasa Universitas Malahayati

-->
(Waktu peringatan HANI sempat saya kirim namun sayang artikel ini tidak dimuat. Mungkin lain waktu akan saya kirim kembali)
Awal mulanya datang dengan baik-baik bahkan tanpa diundang. Bentuk dan jenisnya bisa bermacam-macam dan sangat menarik. Seseorang yang memberi juga berbeda-beda seperti teman, sahabat, orang asing dan lain-lain. Awal mulanya memang sangat baik dan bersahabat namun ada sebuah bencana besar bagi anda yang mencobanya. Dia adalah NARKOBA yang selama ini sukses PDKT di kalangan remaja. Dia datang seolah-olah memberikan solusi dan membantu menghilangkan rasa stress dan kepenatan. Menjadi ajang gaul para remaja yang tak memiliki pemikiran panjang. Pengedar juga awalnya akan bertabiat sangat baik bahkan akan memberikan barang “dagangannya” secara cuma-cuma kepada para remaja. Pertemanan yang salah juga menjadi salah satu faktor remaja kita mengenal barang haram ini. NARKOBA datang layaknya teman atau sahabat namun di belakang itu dia merupakan musuh yang sangat berbahaya yang akan merusak masa depan para pemakainya.
Seperti halnya negara-negara berkembang (Developing country), Indonesia juga memiliki masalah yang sama. Salah satunya adalah rendahnya kualitas pendidikan masyarakat kita yang berhubungan erat dengan rendahnya keadaan ekonomi masyarakatnya yang akhirnya menjadi salah satu faktor utama suksesnya penyebaran NARKOBA di masyarakat. Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), peredaran NARKOBA dari tahun ke tahun terus beranjak naik. Daerah-daerah di Indonesia kemungkinan tidak satupun yang terbebas dari masalah ini. Apalagi peredaran NARKOBA saat ini semakin canggih dan telah merambah ke seluruh Indonesia. Penemuan pabrik-pabrik besar seperti di Tangerang, Batu Malang dan Batam merupakan bukti kebenaran data ini.
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) atau yang biasa kita kenal dengan nama NARKOBA merupakan musuh lama masyarakat. Sayangnya “penyakit” ini semakin popular di kalangan remaja. Bahkan para main actor dari peredaran Narkoba telah merambah ke dunia anak-anak. Perlu masyarakat kita ketahui bahwa sejak tahun 2005, Indonesia telah masuk ke dalam daftar tiga besar peredaran narkoba dunia, terutama untuk jenis sabu, setelah China dan Amerika Serikat. Ini berarti bahwa para pecandu Narkoba di negara kita semakin agresif tak mau kalah dengan para pengedarnya. Bukti ini didukung dengan terbongkarnya beberapa pabrik Ekstasi di berbagai kota besar di Indonesia dan tertangkapnya para pengedar berwajah non pribumi yang kebanyakan berkulit hitam (Negro). Dari hasil penangkapan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia adalah Surga untuk menjalankan bisnis haram mereka.
Kabar yang sangat mencengangkan penulis peroleh dari BNN (Badan Narkotika Nasional). BNN menjelaskan para pengguna narkoba di negara kita telah lebih dari 3,3 juta orang yang mayoritas korbannya adalah para remaja. Berita ini merupakan hal yang sangat memilukan karena banyak sekali remaja kita yang telah menjadi korbannya. Berdasarkan hasil research tersebut, terbukti bahwa begitu banyak kalangan dari masyarakat kita yang berbaur dengan narkoba dalam kehidupan sehari-hari mereka. Bahkan kita yang tidak tahu menahu tentang Narkoba, tanpa kita sadari kita telah berbaur dengan segelintir orang pemakai Narkoba. Maka dari itu, kita harus lebih waspada dan mawas diri serta lebih memperhatikan tingkah laku remaja dan anak-anak kita.
Apa saja dampak Narkoba?
Banyak sekali dampak buruk yang akan terjadi bila seseorang mengkonsumsi salah satu jenis narkoba. Salah satu dampak yang akan muncul dari penggunaan narkoba adalah Addiction atau kecanduan. Rasa ingin selalu mengkonsumsi inilah yang kita sebut sebagai kecanduan. Ketika seorang remaja telah mengalami ketagihan (kecanduan), dia akan melakukan apa saja untuk memenuhinya. Ketika kecanduan telah mencapai tingkat yang akut, maka pemakai Narkoba akan mengalami perubahan pada pola pikir yang akan semakin lambat, mudah marah, tidak perduli dengan lingkungan sekitar, penyakit dalam yang akan menyerang jantung, hati dan masih banyak dampak buruk yang akan dihasilkan. Seperti yang penulis kutip dari wikipedia.com, sekitar 15 ribu orang Indonesia meninggal setiap tahun karena napza. Data ini menunjukkan betapa berbahayanya Narkoba/ Napza di lingkungan masyarakat kita. Tak kurang dari 78 persen korban yang tewas akibat narkoba merupakan anak muda berusia antara 19-21 tahun. Angka itu belum termasuk mereka yang terkena dampak lain akibat kasus narkoba. Dampak lainnya adalah, para pengguna narkoba dengan media suntik akan rentan sekali terkena AIDS/ HIV. Belum lagi dengan diikuti berubahnya mentalitas seorang pengguna terhadap masyarakat. Pengguna Narkoba akan cenderung memisahkan diri dari masyarakat. Begitu juga masyarakat akan merasa khawatir jika anak-anak mereka berteman dengan seorang pemakai narkoba. Maka dari itu, pemerintah bersama-sama masyarakat harus benar-benar memerangi peredaran Narkoba di mulai dari keluarga kemudian lingkungan keluarga dan masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh seorang penyanyi dan bassist band music Sex Pistols bernama SID Vicious. Berawal dari keluarga broken dan kemudian tinggal di jalanan dan bergaul dengan liar dan akhirnya bersahabat dengan NARKOBA. Kisah hidupnya sangat tragis. Dia meninggal karena sengaja membuat dirinya Over Dosis.
Siapa yang bertanggung jawab?
Rumitnya penanganan kasus narkoba mengakibatkan semua pihak dan lapisan masyarakat sepakat bahwa pencegahan dan perlawanan terhadap peredaran Narkoba adalah solusi yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini. Pencegahan dan perlawanan tidak hanya dilakukan oleh beberapa kelompok saja seperti LSM, Instansi saja namun juga harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada dasarnya, kita sendirilah yang akan menjadi korban jika kita tidak aware (peduli). Oleh karena itu kita harus menguatkan tekad dan bertanggung jawab atas masalah ini. Sekali lagi kita bisa memulainya dari keluarga kita sendiri. Kita harus memberi pengetahuan betapa berbahayanya Narkoba/ Napza. NARKOBA jelaslah musuh masyarakat namun karena keberadaannya yang sangat “bersahabat” kepada remaja maka menjadikannya seolah-olah suatu perkara yang biasa saja. Penulis setuju sekali jika kita melakukan sebuah gerakan nasional untuk melawan eksistensi NARKOBA. Jumlah korban NARKOBA sudah banyak namun yang belum menjadi korban masih jauh lebih banyak. Maka kita harus menjaga para generasi kita yang belum terkena NARKOBA dan membantu para pemakai untuk melawan NARKOBA.
Tanggal 26 Juni : Hari Anti Narkoba International (HANI).
Rabu kemarin Polres Lampung Selatan memusnahkan begitu banyak jenis NARKOBA seperi ganja, shabu-shabu, ekstasi, miras dll. Pelabuhan Bakauheni menjadi pintu gerbang utama para penyalur NARKOBA. Bukti penangkapan tersebut menjelaskan bahwa semakin banyak yang diungkap maka seiring sejalan dengan jumlah pengedar yang semakin banyak jumlahnya. Bertepatan dengan moment ini, penulis mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memerangi peredaran narkoba. Langkah awal yang bisa kita mulai adalah dengan memberi pengertian dan pengetahuan kepada anak-anak dan remaja kita betapa berbahanya Narkoba/ Napza, dan tidak ada toleransi sedikitpun kepada para pengedar Narkoba. Jika kita sedikit saja memberi toleransi kepada mereka, anda sama saja merestui peredaran Narkoba. Maka dari itu, jika anda mengetahui atau mencurigai sesuatu fenomena yang berhubungan dengan Narkoba/ Napza, maka segera hubungi pihak berwenang terdekat. Mari bersama-sama kita lawan peredaran Narkoba/ Napza.

Comments