Dangerously Beautiful, Gunung Anak Krakatau

Oleh Delta Rahwanda

Perjalanan kali ini menuju jauh ke selatan pulau Sumatra, menjemput beberapa pulau, lalu menyapa sebuah gunung legendaris, Krakatau. Tujuan utamanya bukanlah gunung purba ini namun sebuah gunung yang muncul sejak tahun 1927 yaitu Gunung Anak Krakatau (GAK). Gunung yang dikabarkan akan lebih dahsyat dibandingkan ibunya (Krakatau) jika meletus membuat penasaran para petualang. 

Berawal dari dermaga Canti yang terletak tak jauh dari pusat kota Kalianda, Lampung, kita akan disuguhkan pemandangan khas masyarakat nelayan. Hiruk-pikuk warga menjual hasil laut menjadi pemandangan biasa di pelabuhan kecil ini. Dermaga ini merupakan titik awal ketika kita hendak menuju Gunung Anak Krakatau. Ada beberapa kapal penumpang yang menjadi transportasi umum menuju sebuah pulau dimana kita akan menginap, pulau Sebesi. Dari pelabuhan Canti kita membutuhkan waktu kurang lebih dua jam untuk menuju pulau ini. Pulau Sebesi memiliki populasi sebesar 3000-an jiwa yang mayoritas bekerja sebagai nelayan.Sepanjang perjalan mata kita akan disuguhkan banyak pemandangan seperti pantai dan pulau. Sesekali kita akan berpapasan dengan beberapa kapal yang hendak mengantarkan warga Sebesi ke pelabuhan Canti. Sesampainya di pulau Sebesi, kita menuju ke satu-satunya penginapan yang ada di pulau ini yangterletak tidak jauh dari dermaga.Namun jika penginapan ini penuh, kita bisa menginap di rumah warga. Warga pulau Sebesi juga sudah terbiasa menyewakan kamar untuk para pengunjung bahkan mereka juga akan menyediakan makanan jika kita memesan sebelumnya.


Sore harinya, kita bisa mengunjungi sebuah pulau yang letaknya tidak jauh dari pulau Sebesi yaitu pulau Umang. Tak lebih dari 15 menit menggunakan kapal kita akan sampai di pulau umang. Pulau ini menyuguhkan beberapa spot snorkelling dan sunset yang indah. Pulau Umang menjadi destinasi wajib ketika kita berada di sini. Di setiap trip menuju Gunung Anak Krakatau, Pulau Umang selalu menjadi lokasi wajib dikunjungi. Snorkelling bersama ikan yang cukup banyak menjadi hal yang biasa di pulau ini. Pulau yang tidak begitu besar ini menyajikan view yang asyik dipandang. Di ujung pulau kita akan menjumpai banyak batu besar yang biasanya dijadikan photo session area oleh para pengunjung. Sore harinya kita akan disapa oleh sunset yang jelas terlihat. Mengabadikan sunset di pulau Umang menjadi penutup dan kembali ke penginapan di pulau Sebesi.

Menapakkan kembali kaki di pulau Sebesi lalu menuju penginapan untuk beristirahat. Jika memilih menginap di rumah warga, kita akan semakin merasa “intim” dengan kehidupan pulau Sebesi karena bersinggungan langsung dengan penduduk lokal. Sifat ramah warga menjadi kesan tersendiri yang akan selalu terekam. Namun jangan terlarut dalam suasana ini karena keesokan paginya kapal akan siap mengantarkan para pengunjung ke Gunung Anak Krakatau pukul 03.00 dini hari.

Tepat pukul 02.30, anak buah kapal mengetuk pintu sebagai tanda bahwa persiapan ke Gunung Anak Krakatau harus segera dilakukan. Pukul 03.00 dini hari adalah waktu yang tepat menuju ke Gunung Anak Krakatau karena jarak tempuhnya kurang lebih 2-3 jam. Jika ombak tidak tinggi maka perjalanan akan ditempuh hanya dalam waktu 2 jam saja. Selama di kapal kita bisa memanfaatkan waktu untuk tidur. Pada bulan-bulan tertentu, perjalanan ini akan terhambat oleh ombak yang tinggi yang mengakibatkan durasi waktu menjadi semakin lama dan bagi pengunjung yang tidak terbiasa bisa dipastikan akan muntah selama dalam perjalanan. Maka tips yang sebaiknya dilakukan ketika ombak sedang tinggi, minumlah obat anti mabuk perjalanan seperti antimo, tujuannya agar selama perjalanan anda tertidur. Kemudian janganlah naik ke atas deck kapal karena akan semakin membuat perut terasa lebih cepat mual. Sebaiknya tetap di dalam ruang kapal dan rebahkan badan. Tips yang terakhir, makanlah sebanyak mungkin sebelum perjalanan. Mengapa? Karena meminum antimo tidaklah menjamin bahwa anda akan tertidur mengingat ombak yang besar akan membuat kita sulit untuk tidur. Jadi ketika kita muntah, muntahan yang keluar adalah nasi yang kita makan sebelumnya. Namun jika kita tidak makan sebelumnya dan perut kosong maka yang keluar ketika muntah adalah asam lambung dan hal ini akan mengakibatkan penyakit maag.

Sunrise menyambut kedatangan para pengunjung yang datang. Samar-samar terlihat siluet Gunung Anak Krakatau. Menapakkan kaki di pantai Gunung Anak Krakatau menjadi kesan yang juga tak terlupakan. Pasirnya yang hitam menjadi khas wilayah ini. Kemudian perjalanan yang sebenarnya dimulai. Pengunjung harus berjalan mendaki dan membutuhkan waktu kurang lebih 1.5 jam untuk sampai ke puncak. Pada musim kemarau banyak sekali debu selama mendaki, maka sebaiknya persiapkan masker penutup hidung dan kacamata. 

          Menikmati waktu di puncak gunung ini menjadikan kita bersyukur bahwa kita terlahir di negeri Indonesia yang memiliki berjuta pesona yang salah satunya adalah Gunung Anak krakatau ini. Gunung ini menjadi legenda tidak hanya di Indonesia namun juga dunia. Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 menjadi tragedi karena dampaknya yang sangat besar hingga mempengaruhi suhu dunia pada saat itu. Banyak ilmuwan telah meneliti seberapa “hebat” Gunung Anak Krakatau di bandingkan ibunya (Krakatau). Beberapa ilmuwan menjelaskan bahwa Gunung Anak Krakatau terletak pada lempengan panjang pulau Sumatra Sehingga jika meletus akan menciptakan ledakan atau erupsi yang jauh lebih besar dari pada letusan ibunya terdahulu.  Namun, semoga prediksi para ilmuwan ini tidak akan pernah terjadi.

           Setelah puas mata ini melihat semua penjuru dari puncak gunung, tiba waktunya untuk melangkahkan kaki turun menuju kapal. Perjalan menurun lebih cepat, hanya memerlukan waktu kurang lebih 40 menit. Kapal bergerak perlahan menuju satu lagi destinasi wajib yaitu Legun Cabe. Spot ini terkenal sebagai spot snorkelling yang indah. Warna warni terumbu karang dan ikan menjadi sajian untuk mata kali ini. Rasa lelah tak terasa lagi ketika melihat kumpulan ikan bermain tepat di sebelah kita. Menjelang siang, kapal menuju kembali ke pulau Sebesi dan akan langsung mengantarkan pengunjung menuju pelabuhan Canti dan kembali pulang dengan semua kenangan dari Gunung Anak Krakatau.

Pengunjung pulau Umang
GAK dari kejauhan
Gunung Anak Krakatau
Dermaga pulau Sebuku

Comments

Post a Comment